Akar Kepahitan Adalah Awal Dari Kehancuran

Ibrani 12:15 
“Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar pahit yang menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang.”

Apakah anda pernah merasa dikecewakan orang lain? pasti rasanya sangat tidak enak bukan? Saya percaya baik setiap anda maupun saya bahkan siapapun itu orangnya pasti pernah merasakan apa yang di sebut dengan kekecewaan. Biasanya faktor yang menyebabkan seseorang bisa menyimpan rasa kecewa di dalam hatinya dikarenakan adanya ketidakadilan perilaku yang ia terima semasa hidupnya. Misalnya saja: seorang anak yang selalu saja dimarahi oleh kedua orang tuanya karena apa yang dilakukannya selalu salah dimata orang tuanya atau orang tua yang pilih kasih terhadap anak-anaknya. Lalu apa bahayanya jika seseorang sudah memendam kekecewaan di dalam hatinya dalam jangka waktu yang cukup lama? Yang bahaya adalah jika seseorang sudah menyimpan rasa kekecewaan itu dalam waktu yang cukup lama tanpa adanya solusi/jalan keluar atas masalahnya, orang itu bisa merasakan apa itu yang di sebut dengan kepahitan.

Kepahitan adalah proses matinya hati nurani seseorang, atas rasa belas kasihan dan juga ketidakpedulian kepada dirinya sendiri, orang lain/lingkungan sekitarnya. Kenapa kepahitan hati itu saya bilang sebagai proses? Karena sesungguhnya setiap kepahitan hati itu terjadi bukan karena sebuah kekecewaan yang dialaminya saja. Justru kepahitan hati terjadi karena kekecewaan yang terjadi secara berulang-ulang yang ia alami semasa hidupnya dulu. Coba bayangkan, jika anda menderita suatu penyakit tertentu dan untuk mengobati penyakit itu anda harus meminum obat pahit yang telah dokter anjurkan secara rutin dan juga berkala. Apa yang anda rasakan? Mungkin awalnya obat itu terasa sangat pahit untuk anda karena anda baru pertama kali meminumnya. Namun setelah anda mengkonsumsi obat itu dalam jangka waktu yang sudah cukup lama, rasa pahit itu perlahan-lahan akan berubah menjadi rasa tawar dimulut anda karena anda sudah terbiasa merasakannya sehingga lidah anda menjadi tawar untuk menggambarkan rasa pahit itu. Bukankah hal itu sama dengan setiap kekecewaan yang kita semua alami. Awalnya kita merasa kekecewaan itu biasa saja seperti angin lalu. Kita masih bisa tersenyum dan tertawa untuk menutupinya. Namun jika kekecewaan itu berlangsung secara terus-menerus itu akan membuat hati kita menjadi mati rasa. 

Saat orang itu sudah mati rasa (mengalami kepahitan) orang itu akan lebih cenderung menutupi dirinya dari orang lain (minder) bahkan yang berbahaya adalah orang tersebut bisa merasa bahwa hidupnya sudah tidak berharga lagi. Sebuah quote mengatakan bahwa: ”Menyimpan kepahitan atau dendam itu sama artinya seperti meniup api lilin kebahagiaan kita dan menjadikan roh kita termangu di dalam kegelapan.” 

Lalu bagaimana seandainya jika kita masih menyimpan akar kepahitan di dalam hati, apa yang harus kita lakukan? Jawabannya hanya ada satu yaitu kita harus datang pada Tuhan Yesus dan juga membuka pintu hati kita agar Ia (Tuhan) dapat masuk di dalam hidup kita dan menata hati kita yang hancur menjadi hati yang penuh dengan kasih. Kasih disini berbicara tentang “Sifat untuk memaafkan”. Apa yang akan anda pilih, apakah anda akan menyimpan terus kepahitan itu di dalam hati anda sampai masa depan anda hancur karenanya. Atau melepaskan kepahitan itu dengan hidup yang baru yaitu hidup yang penuh dengan penuh damai sejahtra karena anda mau memaafkan orang yang telah melukai hati anda? Semua itu kembali ke pribadi anda masing-masing. 

Saya percaya bahwa tidak ada orang di dunia ini yang akan lebih memilih hidup yang dirundung dengan kedukaan jika ia bisa untuk hidup bahagia. Apapun kepahitan yang anda alami saat ini, jangan hanya fokus pada kepahitannya tapi fokuslah ke jalan keluarnya yaitu dengan cara mengampuni. 

Efesus 4:31-32 
“Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu”. 

Quote : Kepahitan adalah awal dari kehancuran. Tapi kasih (keterbukaan untuk mengampuni) adalah awal dari hidup yang penuh dengan damai sejahtera dan juga pengharapan”. 

Lamatuak Yesus Susuek Ita :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Hidup (Part 3) Bulan, Awan & Angin

Kuatir Tidak Menyelesaikan Masalah

Kenalan Dolo E...