Tentang Hidup (Part 3) Bulan, Awan & Angin
Kesendirian itu menyedihkan! Tidak juga, ya sejauh apa kita memaknai kesendirian itu. Bagi kami orang-orang introvert kesendirian itu adalah dunianya kami, bukan berarti kami benci dengan kehidupan sosial, tetapi dalam kesendirian itu kami bisa belajar memaknai banyak hal. Seperti malam ini misalnya (01 Agustus 2015), saya duduk di serambi depan rumah, lampu serambi dimatikan, sambil memandang langit yang dihiasi terang cahaya bulan, memandang awan yang berarak-arakan, merasakan dinginnya hembusan angin malam dan saya merasa nyaman dengan hal ini karena ada makna yang bisa saya ambil. Melihat cahaya bulan dan awan. Sesekali awan yang bergerak dengan pelan menutupi bulan sehingga cahayanya meredup. Sama seperti kehidupan, bulan ibaratnya hidup kita dan awan ibaratnya masalah yang kita alami. Seringkali dalam hidup, kita dihadapkan pada berbagai masalah yang datang dan membuat kita tak berdaya, baik itu di lingkungan keluarga, pertemanan, pekerjaan maupun dalam percintaan. Kita mesti ingat bahwa hidup tanpa masalah itu tidak ada, bahkan dalam dongeng sekalipun. Tetapi kita pun harus ingat bahwa tak ada masalah yang tak ada jalan keluar. Lalu angin, bulan harus berterimakasih kepada angin karena telah menyingkirkan awan dengan hembusannya, meskipun perlahan namun pasti cahaya bulan akan nampak kembali. Begitu pun hidup, kita harus berterimakasih pada Sang empunya kehidupan karena dengan kasih dan kuasa-Nya telah menolong kita melewati badai hidup, perlahan namun pasti.
#chvor
Komentar
Posting Komentar